KONSEP PAKAN UNGGAS
1. Pakan Konvensional
Seperti yang dibuat dan dijual oleh pabrikan pakan. Ibarat bahan bakar minyak, kualitasnya sekelas Premium RON-88 atau Pertalite RON-90.
2. Pakan Diferensial
Bisa dibuat dengan jalan full self mixing (FSM). Kualitasnya bisa dibuat sekelas Pertamax Plus RON-95 dan atau Pertamax Turbo RON-98 dengan harga setara pakan konvensional.
3. Pakan Alternatif
Seperti diskusi di bawah ini.
PAKAN ALTERNATIF UNTUK UNGGAS
Mari kita diskusikan agar ada kesepahaman di antara kita tentang PAKAN ALTERNATIF. Tentu saja harus kita mulai dari pemahaman tentang SNI pakan unggas.
Di bawah saya lampirkan foto tentang Standar Spesifikasi pakan ayam KUB hasil riset pihak Balitnak. Saya lampirkan juga SNI untuk ayam petelur dan pedaging ras untuk pembanding yang terdekat. SNI pakan bebek dan puyuh.
Tulisan ini saya tujukan kepada teman-teman peternak skala kecil, 1.000 - 2.000 ekor yang mau membuat pakan alternatif supaya punya patokan. Hal ini mengingat semakin terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar USA mengakibatkan harga pakan konvensional dari pabrikan semakin mahal.
Situasi sulit ini bisa saja dimanfaat pihak-pihak tertentu dengan mengatakan bahwa pakannya PAKAN ALTERNATIF untuk mendapat keuntungan sepihak. Kasihan teman-teman peternak skala kecil kalau jadi obyek untuk "diblithuk" (ditipu).
Maka dari itu, mari kita sama-sama pahami apa yang dimaksud PAKAN ALTERNATIF. Bukan asal harganya murah disebut pakan alternatif.
DEFINISI
Pakan alternatif adalah pakan yang dibuat dari bahan baku pakan alternatif, berasal dari lokal baik sebagian dan/atau seluruhnya, tetapi bisa memenuhi STANDAR SPESIFIKASI pakan sesuai jenis dan fase hidup ternaknya dengan catatan harganya bisa lebih murah tapi performans-nya bisa setara dibanding pakan konvensional (buatan pabrikan).
TUJUAN
1. Kemandirian terhadap sumber bahan baku pakan sebagain dan/atau keseluruhan;
2. Harga pakan komplitnya diharapkan bisa lebih murah 5-20% dibanding pakan konvensional (buatan pabrikan). Kalau harga pakan alternatif bisa lebih murah 50% dibanding pakan pabrikan, itu sesuatu yang hampir mustahil. Jangan-jangan pakan abal-abal. Apakah spesifikasinya bisa setara dengan pakan pabrikan? Apakah kualitas dan performans-nya bisa setara dengan pakan pabrikan? Tunjukkan sertifikat hasil uji laboratorium yang kredibel. Biasanya "ora tau mambu lab".
3. Bisa membuat pakan spesifik untuk tujuan tertentu, misal pakan organik bebas antibiotika, warna kulit lebih coklat atau pucat atau lebih biru, warna ovum bisa lebih orange, ukuran telur menjadi lebih kecil atau lebih besar, memproduksi telur organik, low cholesterol, bebas kuman dan lain-lain tujuan.
BAGAIMANA MENDAPATKAN DAN/ATAU MEMBUATNYA ?
1. Lakukan survey sejauh radius maksimum 15 km dari lokasi farm, apakah ada bahan baku lokal yang masih layak pakai dengan jumlah yang cukup dan kontinyu. Bila sumber bahan baku pakan lokal jaraknya terlalu jauh, >15 km, ongkos transportnya relatif mahal, tidak jadi murah;
2. Sumber bahan baku lokal bisa dari limbah industri, pertanian, perkebunan, peternakan, rumah makan, hotel dan lain-lain, tentu saja harganya harus lebih murah atau sangat murah dan atau gratis;
3. Bisa juga diperoleh melalui pembiakan tanaman dan hewan tertentu (Azolla, cacing Lumbricus rubelus dan lain-lain) dimana nilai gizinya sangat baik dan cepat perkembang-biakannya serta relatif mudah pengelolaannya;
4. Bahan baku pakan asal lokal, bisa saja keberadaannya musiman, tetapi dengan proses fermentasi tertutup bisa disimpan relatif lama, s/d 36 bulan;
5. Semua bahan baku pakan lokal, mesti diketahui dulu isinya secara lengkap :
5.1. kadar air;
5.2. protein kasar;
5.3. lemak kasar;
5.4. serat kasar;
5.5. kadar abu; dan
5.6. makro mineralnya (kalsium dan fosfor).
Bila tidak didukung “data base” yang lengkap, maka hasil akhir formula pakan menjadi bias;
6. Usahakan mencari referensi tentang kadar gizi dan isi detail bahan baku lokal (asam amino, asam lemak, vitamin dan mikro mineral). Bisa dari KYAI GOOGLE yang banyak tahu segala hal di dunia ini walau pun belum tentu semuanya valid. Bisa dari teman yang punya data base tentang nutrisi. Bisa dari hasil riset oleh siapa pun (para peneliti, pemerhati) dan di mana pun (kampus, lembaga penelitian);
7. Bahan baku pakan lokal, tentu saja perlu diproses dulu :
> Yang basah atau kadar airnya tinggi, lebih dari 15%, perlu dikeringkan dulu (ampas tahu, onggok singkong, limbah pabrik udang, limbah rumah makan/hotel, limbah pasar) sampai kadar airnya menjadi 10-14% supaya bila diformulasi pakan komplitnya berkadar air tidak lebih dari 14%, yaitu batas maksimum kadar air pakan komplit sesuai SNI;
> Yang berbentuk bijian (biji nangka, biji durian, biji rambutan dll), dikeringkan, kemudian digiling dulu menjadi ukuran lebih kecil atau tepung, mash 5-20 agar bisa merata saat dicampur. Seyogyanya difermentasi dulu supaya zat-zat anti nutrisinya terurai;
> Yang berkualitas rendah dan berserat kasar tinggi, >10% (dedak, ampas kelapa, ampas tahu, ampas singkong dll), mesti difermentasi tertutup dulu agar kualitasnya meningkat dengan menurunkan kadar serat sangat kasar (lignin) dan sarat kasar (selulosa, hemi selulosa) dan menaikkan Total Digestible Nutrien (TDN). Untuk fermentasi ini, perlu probiotika yang kerjanya lignolitik dan selulolitik, supaya kadar serat kasarnya turun dan kadar proteinnya meningkat secara signifikan (nyata). Quality booster dan digestible booster;
8. Bila semua bahan lokal sudah siap pakai, formulasikan bahan baku pakan lokal dengan bahan baku pakan nasional dan/atau internasional dengan mengacu kepada SNI Pakan sesuai dengan jenis dan fase hidup ternaknya. Perbandingannya, bahan baku lokal 60-70% dan bahan baku nasional dan atau internasional (ex.impor) 30-40%.
CATATAN
1. Repot? Pasti. Tapi bila tujuan penggunaan pakan alternatif bisa tercapai, yaitu mandiri pakan dan dengan harga jauh lebih murah sehingga lebih menguntungkan bagi peternak, kenapa tidak.
Pepatah bahasa Jawa mengatakan, “Jer basuki mawa beya, dan repot” (mau sukses mesti berupaya);
2. Saya berharap dan berdoa agar tidak ada pihak-pihak yang dengan mudah mengatakan bahwa pakannya pakan alternatif tapi kualitasnya jauh atau bahkan terlalu jauh dari SNI. Efeknya bisa dipastikan malah merugikan pembelinya;
3. Bagi teman-teman peternak, jangan mudah tergiur dengan pakan yang diklaim sebagai pakan alternatif hanya karena harganya murah. Tanyakan kepada produsen atau yang menjual, apakah pakannya sudah memenuhi SNI pakan ternak dan unggas. Suruh tunjukkan sertifikat hasil uji Analisa Proksimat-nya. Jangan-jangan produsennya sendiri tidak kenal sama SNI pakan ternak dan jangan-jangan tidak tahu apa itu uji analisa proksimat. "Ora tau mambu lab".
4. Niat saya meng-up load artikel ini semata-mata bertujuan memberikan pencerahan kepada teman-teman sesama peternak terutama yang skala kecil agar tidak salah beli yang berakibat rugi. Tidak untuk membuktikan apa pun dan kepada siapa pun.
KETERANGAN FOTO
Foto 1 : 11 Jurus Keseimbangan Formulasi Pakan Unggas;

Foto 2 : Standar Spesifikasi Ayam KUB hasil riset tenaga ahli nutrisi Balitnak;

Foto 3 : SNI Pakan Ayam Pedaging Ras;

Foto 4 : SNI Pakan Ayam Petelur Ras;

Foto 5 : SNI Pakan Puyuh;

Foto 6 : SNI Pakan Bebek;



Komentar