Sumur Bor

SUMUR BOR
(oleh Winarno)
SPESIFIKASI
1. Diameter lubang tanah 8 inchi (20 cm);
2. Dalamnya 100 m;
3. Casing-nya pipa PVC Wavin AW (tebal) 6 inchi 25 batang;
4. Pipa casing paling bawah, ujungnya dipasangi dopen (penutup), dibaut “12”, stainless steel dimana panjangnya baut pas dengan ketebalan pipa dan casing, 10 mm, sebanyak 4 buah dipasang di ke-4 bagian kanan-kiri dan depan belakang;
5. Pipa casing yang akan dipasang di bagian bawah, sebanyak 10 batang dilubangi pakai mata bor 10 cm, lubangnya berkonfigurasi spiral, bukan melingkar seperti cincin);
6. Sambungan tiap-tiap menggunakan baut stainless steel ukuran “12”, panjang 10 mm, sebanyak 4 buah dipasang di ke-4 bagian kanan-kiri dan depan belakang. Jadi sambungan antar pipa PVC tidak pakai lem PVC;
7. Rongga diantara casing dengan lubang tanah masih 2 inchi (5 cm), diisi batu koral “jagung”, yaitu batu kali berbentuk bulat atau oval sebesar jagung. Bukan batu belah/pecah (koral) dari “tin slag” hasil stone crusher yang untuk cor.
TEKNIK
1. Siapkan material-material sebagai berikut :
> pipa PVC Wavin AW 6 inchi 25 batang yang salah satu ujungnya berdiameter lebih besar berfungsi sebagai sock penyambung (socker-nya menyatu dengan pipa);
> baut stainless steel ukuran “12”, tanpa ring, panjangnya sama dengan ketebalan 2 kali tebal pipa, sebanyak 4 biji x 25 batang = 100 buah;
> siapkan koral batu kali seukuran jagung, sebanyak 4 m-3 (1 rit dump truck klas III);
> pompa air submersible dengan daya 4 – 6 HP (3 – 4 KWA, setara 2.250 – 3.000 Watt) tergantung seberapa debit air yang diperlukan);
2. Buat lah lubang berdiameter 8 inchi;
3. Sambil melubangi tanah, perhatikan seberapa dalam ketemu pasir hitam pertama kali. Di titik itu lah ketemu air bawah tanah pertama kali. Catat.
4. Lanjutkan membuat lubang 8 inchi sampai sedalam 100 m atau sesuai kesepatakan (kontrak);
5. Sambil mengebor tanah, sambil mengerjakan melubangi casing sebanyak 10 batang (40 m) dengan mata bor 10 mm, secara spiral dengan jarak 10 cm dan pasang dopen di salah satu ujung pipa yang sudah dilubangi;
6. Setelah selesai membuat lubang sumur, mulai memasukkan casing pipa PVC Wavin AW 6 inchi. Dimulai dari pipa yang paling bawah yang sudah dipasangi dopen dan sudah dibaut 4 buah. Semua pipa casing dimasukkan dan disambung satu per satu. Sisakan pipa casing menonjol 50 cm dari permukaan tanah;
7. Setelah selesai memasukkan pipa casing – 10 batang yang berlubang di bagian bawah dan 15 batang yang tidak berlubang di bagian atas – mulai memasukkan koral jagung sebanyak 50%-nya (2 m-3). Ukur ketinggiannya. Mengukurnya pakai mur ditali pakai nilon (senar pancing);
8. Lanjutkan memasukkan koral jagung sampai batas ketemunya pasir pertama kali, ditambah sedikit, 25 cm;
9. Kemudian buat lah adonan koral jagung sebanyak 2 pail (timba 25 liter + semen 1 zak isi 50 kg + sedikit air. Masukkan lagi di sela antara lubang tanah dan casing. Ini tujuannya untuk nge-blok pakai cor -/+ 1 m sebagai pengunci dan penyumbat agar air di permukaan tanah tidak turun ke dalam sumur. Karena air permukaan ini lah yang sering mencemari kuman patogen;
10. Lanjutkan memasukkan koral jagung sampai 50 cm dari permukaan tanah. Buat lah lubang kotak atau bulat 50 cm di sekeliling casing paling atas. Ini digunakan untuk membuat cor pengunci bagian atas casing dimana casingnya menonjol -/+ 50 cm di atas permukaan tanah.
11. Sampai di sini selesai lah pembuatan sumur bor-nya.
PASANG POMPA, MENGUKUR DEBIT AIR DAN PENGAMAN
Sebelum serah terima kontrak kerja pembuatan sumur, pemborong kerja pembuat sumur masih punya kewajiban, yaitu membersihkan atau menguras air untuk pertama kali. Pakai pompa air submersible ukuran daya 6 HP atau yang lebih besar.
Caranya :
1. Ukur ketinggian air dalam sumur pakai mur yang diikat pakai semar pancing, ketemu berapa meter dari permukaan tanah;
2. Pasang pompa air submesible dengan daya 6 HP (4 KWA) atau yang lebih besar dengan out put berdiameter 2 inchi, dimasukkan ke dalam sumur pakai pipa besi 2 inchi dan sambung menyambung sampai pompanya kecelup sedalam 30 m di bawah permukaan air. Bila permukaan air 20 m di bawah permukaan tanah, maka pompanya berada 50 m dari permukaan tanah;
3. Hidupkan pompa air penguras tsb selama 24 jam sambil dicek permukaan air setiap 6 jam, apakah turun dibanding sebelum dipompa keluar airnya. Bila turun, berapa meter turunnya;
4. Setelah 24 jam, sambil pompa penguras tetap hidup, cek apakah airnya sudah bening dan bersih. Cek ulang permukaan airnya, apakah turun dibanding pengukuran pertama sebelum dikuras. Bila sudah tidak turun lagi, maka itulah tercapai keseimbangan antara daya pompa dengan debit sumber air di dalam sumur. Namanya STATIC WATER LEVEL (SWL). SWL ini lah sebagai patokan untuk pemasangan pompa air reguler (permanen) yang ukurannya lebih kecil yang dipakai sehari-hari, yaitu 4 HP (3 KWA). Nantinya, pompa reguler ini dipasang -/+ 20 m di bawah SWL;
5. Setelah pompa air submersible reguler dipasang, maka sekalian dipasang 3 pengaman sekaligus :
> Radar untuk deteksi ketinggiannya air, 2 m di atas pompa submersible supaya posisi pompa tetap tercelup saat hidup. Sebab, bila dihidupkan tetapi tidak kecelup air akan panas dan akan kebakar lilitan kumparannya;
> Anti petir pakai sistem RUK;
> Automatic Swicth Water Level (ASWL) yang dikaitkan dengan isi air di tandon air, bila tandon air di atas penuh, maka pompa akan mati secara otomatis dan bila isinya berkurang atau turun sebanyak 1 m, pompa air akan hidup otomatis.
Demikian seluruh proses pembuatan sumur bor dan rangkaian fungsinya.
Catatan :
1. Upah borongan kerja pembuatan sumur tsb pasarannya Rp 1,25 - 1,50 juta per meter (Rp 125 - 150 jt per unit sumur 100 m);
2. Ditambah biaya pipa saluran air, pompa submersible panel kontrol dan lain-lain -/+ Rp 25 juta.

Komentar